Monday, April 7, 2008
Factorij Batavia in 1930's
sabtoe, 5 april 2008,.. berjalan-jalan ke masa lalu, ke masa Factorij Batavia tahun 1930..
Dalam event 'Nightime Journey at Museum' yg diselenggarakan oleh komunitas jelajah budaya. Acara jalan malam hari ini di isi dengan program acara seperti, gala dinner, walking tour museum, live music, layar tantjep, dll. Acara dimulai jam stengah 7, tapi -dengan alasan klasik, hujan dan macet- kami baru tiba satu jam kemudian,..
Sehingga setibanya di museum,.. welcome drinks sudah tidak tersisa, layar tantjep film tempoe doeloe juga sudah habis, rekonstruksi kasir tjina bubar.. dan semua orang sudah duduk di hall menikmati rijstafle dinner mereka..
Sebagai usaha untuk tetap optimis, aku berpikir: 'Yahh, setidaknya tidak ada antrian pada loket registrasi'..
segera setelah kami menemukan satu-satunya meja yang tersisa, dengan pemandangan ke taman, namun terblokir sama sekali dr live moesic di atas panggung,.. Tapi kami siap menikmati 'Rijstafle Dinner', yang ternyata adalah nama keren untuk 'berbagai lauk yang disajikan dengan nasi'.
Sedangkan 'berbagai lauk' diterjemahkan bebas oleh pihak penyelenggara sebagai-ayam goreng-perkedel-sup-sambal-kerupuk..
Yang unik mungkin adalah cara menyajikannya, karena setiap lauk memiliki 1 dedicated waiter/waitres-nya sendiri. dan lauk-lauk ini berkeliling ke setiap meja dan berbaris menunggu giliran untuk disuguhkan kepada setiap pengunjung, sebelum kembali berkeliling di hall hingga setiap pengunjung telah mendapatkan rijstafel dinner mereka.
Pada jam 20.15 acara walking tour museum di mulai. kami pun bergabung dengan rombongan pin-merah. Sementara mbak Meimei, sang tourguide-wati, menjelaskan berbagai kisah di balik setiap jengkal bangunan mulai dari dinding, lantai, lukisan, meja makan, wadah gula, gagang pintu, dan karpet yg ada di museum, para peserta sibuk membuat kenangan dengan kamera mereka.
Mbak Meimei tampak sedikit was-was berada di bangunan tua ini, sebelum masuk kesebuah ruangan ia cenderung mengetuk pintu dahulu dan mengucapkan 'Assalamualainkum' dan sekali waktu ia berkata ia tidak suka berada di depan rombongan-(namun apa daya, tanggung jawab profesi!). Untungnya ketakutannya tidak ditularkan ke pengunjung!
Sambil mengikuti mbak Meimei berkeliling museum mataku yang terbiasa dengan segala sesuatu yang compact dan praktis ini tergelitik dengan berbagai potensi museum ini, setiap pojok dan celah bangunan museum tampak indah dan unik, dengan lantai mosaic, langit2 yang tinggi, lubang angin yg membuat lekuk2 unik, mebel-mebel tua yang entah bagaimana bertahan hingga saat ini, bahkan warna pintu dan kursi-kursinya seakan memohon untuk dimanfaatkan dan dianiaya untuk tujuan komersial… Seseorang seharusnya syuting film disini, atau mengadakan photo session, atau acara gala dinner dengan tema retro..atau apapun yg dapat memanfaatkan detail-detil megah peninggalan VOC ini...
Pada saat ini praktis aku sudah tidak menyimak lagi kata-kata mbak Meimei,.. karena sibuk berpose dan berfoto di setiap pojok museum. Bahkan beberapa kali tertinggal dari rombongan sehingga beberapa kali harus menebak-nebak kearah mana rombongan pin-merah pergi. Kadang berlari-lari di hal kosong atau mengendap-endap meyebrang lorong yang gelap, sambil berharap semoga tidak ada adegan dari film horor yang menjadi nyata.
Dan untungnya tidak ada :p
Setelah mengitari museum sampai ke lubang angin dan atap teratas museum yang menawarkan pemandangan lampu-lampu mobil dan perumahan Jakarta, kami kembali turun dengan lift ke hall dimana poffertjes dan minuman jahe apel sudah menunggu di meja.. ummmm,.. ada yg salah dengan resepnya,.. gak terlalu enak :(
Dan live moesic kembali berdendang.. juga quiz-quiz di lemparkan untuk membagikan merchandise.. pada saat ini kami mulai bosan dan memutuskan untuk pulang. Beberapa jepretan kamera kemudian, akhirnya kami benar-benar meninggalkan museum.
Lain kali kalau pergi lagi, harus ingat check-list ini:
1. Spooky toilet, jadi bawalah teman ke toilet, dan bawa tissue dan sabun cuci tangan sendiri. *Kalau-kalau..*
2. AC di museum hampir tidak ada, jadi sekali lagi bawa tissue! dan oil-blotting-paper.
3. ingat untuk bawa kamera
4. Kenakan pakaian klasik atau retro-jadi hasil photonya nanti gak keliatan kaya turis,..tapi menyatu dengan latar museum
5. Warna putih akan tampak kontras dengan latar museum
6. kalau pergi di malam hari pencahayaan di museum akan jadi masalah. Sedangkan bagian-bagian gedung yang berAC sangat terbatas dan blitz akan membuat wajah tampak pucat.
7. Jangan terburu2, siapkan waktu yg panjang, ada dua hal yg harus dilakukan disini yaitu photo dan belajar sejarah gedung museum ini. Dan buru-buru mungkin mengahalangi hasil photo yang indah dan mencegah penyerapan sejarah gedung ini sepenuhnya.
8. sabar.. sesi photo yang dilakukan professional photographer biasanya lebih dari 20 take untuk setiap pose.
Say cheese!!
Labels:
Best kept secret,
Kisah di Jakarta
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment