Monday, February 20, 2012

Ergonomi Ciput untuk Muslimah



Memakai Hijab untuk menutup aurat adalah salah satu tuntunan dalam agama Islam yang harus dipenuhi oleh setiap muslimah dengan merujuk dari beberapa ayat dalam kitab suci umat Islam, Al-Quran, yang berbunyi, “Dan janganlah mereka (wanita) menampakkan perhiasannya kecuali apa yang biasa nampak daripadanya dan hendaklah mereka menutup kain tudung mereka hingga ke bawah dada”. (QS An-nur:33) dan “Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isteri dan anak-anak perempuan kamu serta kepada para isteri orang mukmin sekalian, hendaklah menghulurkan JILBAB mereka ke seluruh tubuh badan mereka kerana dengan itu mereka akan mudah dikenali (sebagai wanita mukminah) dan mereka selamat daripada gangguan. Dan sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS Al-Ahzab: 59).

Pasar untuk busana Muslimah adalah pasar yang menggiurkan terutama dengan potensi pasar sekitar 81.263.055 jiwa dari 245.000.000 jiwa penduduk Indonesia. Produsen ciput adalah salah satu pihak yang diuntungkan dengan kondisi pasar yang ada, terutama karena ciput adalah pelengkap atribut pakaian yang diwajibkan oleh agama sehingga tidak banyak yang harus dilakukan oleh produsen untuk membujuk konsumen untuk membeli produk mereka.

Selain itu sebagai sebuah pakaian, ciput tidak terlepas dari perkembangan trend dan fashion, dan Indonesia adalah negara yang cukup maju dalam pengembangan fashion untuk muslimah. Sehingga walaupun ada keluhan untuk produk ciput, namun saat trend model ciput baru di perkenalkan, muslimah tetap membeli ciput tersebut dalam berbagai warna. namun amat disayangkan produsen tidak benar-benar berusaha untuk memahami ergonomis tubuh dan kaitannya dengan produk ciput yang mereka buat.

Ciput adalah semacam penutup bagian dalam kepala yang digunakan untuk menutup rambut sebelum memakai kerudung atau jilbab. Seorang muslimah biasanya memiliki ciput dalam berbagai warna untuk menyesuaikan dengan warna pakaian dan kerudung mereka. Harga sebuah ciput pun bervariasi mulai dari Rp. 5000 untuk ciput yang sederhana hingga 60.000 untuk sebuah ciput ninja, yaitu ciput yang menutup hingga ke dada. Banyak inovasi yang telah dibuat dalam model ciput, namun kebanyakan lebih untuk mendukung gaya berbusana dan tidak ada yang mempertimbangkan segi ergonomis seorang muslimah berkaitan dengan bentuk kepala dan kenyamanan saat dipakai yang pada akhirnya berkaitan dengan kesehatan.


Pengamatan saya difokuskan pada muslimah yang baru mengenakan jilbab, karena mereka terutama adalah wanita yang menyuarakan keluhannya secara lebih terbuka dan masih berusaha menyesuaikan diri dengan tuntuan agamanya untuk mengenakan jilbab. Saya mendengarkan keluhan ini berulang sehingga saya menemukan beberapa keluhan konsumen yang nyata dan tak tertangkap oleh produsen dan kadang tak dihiraukan oleh lingkungannya. Keluhan-keluhan muslimah ini terutama berkaitan dengan desain produk yang tidak mempertimbangkan aspek ergonomis tubuh. Beberapa keluhan itu antara lain adalah sakit kepala dan daun telinga yang sakit karena tertekan, hingga kerontokkan rambut.

Sakit kepala yang disebabkan oleh ciput adalah hal umum yang sering dikeluhkan oleh muslimah, hal ini disebabkan karena ciput hanya tersedia dalam satu ukuran. Seorang muslimah yang memiliki ukuran kepala lebih besar dari rata-rata harus bersedia memakai ciput dengan ukuran yang ada. Hal ini sesungguhnya dapat di jawab oleh produsen secara mudah dengan mempelajari ergonomis ukuran kepala manusia dan membuat produk dengan kategori ukuran S, M, L sehingga seorang muslimah dapat membeli ciput yang sesuai dengan ukuran kepalanya.

Daun telinga yang sakit akibat tertekan oleh ciput adalah contoh lain dari aspek ergonomis yang tidak dipertimbangkan dalam pembuatan produk. Produsen dapat memberikan solusi dengan mudah dengan membuat sebuah lubang telinga pada ciput, sehingga saat memakai ciput muslimah dapat mengeluarkan telinganya melalui lubang tersebut atau membuat ruang pada ciput untuk daun telinga sehingga tidak tertekan dan menghilangkan rasa sakit.

Sedangkan untuk kerontokkaan rambut hal ini terutama di sebabkan oleh pemakaian jilbab yang terlalu ketat, tidak adanya sirkulasi udara untuk kulit kepala untuk jangka waktu yang panjang setiap hari, dan gesekkan dengan ciput/ kerudung yang membuat rambut mudah patah. Dengan kemajuan teknologi saat ini seharusnya hal ini dapat di akomodasi oleh produsen dengan menggunakan bahan seperti coolmax® suatu bahan berpori yang umum digunakan untuk baju olah raga, pakaian dalam hingga kaos kaki, yang dapat menarik kelembaban pada tubuh dan mengeluarkannya, sehingga suhu tubuh lebih dingin.

Kurangnya sensitivitas produsen terhadap harapan konsumen dalam pengembangan produk, dan standar industri yang tak pernah menghadapi tantangan ini membuat ciput tidak banyak berubah dari aspek ergonomis dan anthropometry sehingga berdampak pada kesehatan konsumen.

w: Jarak daun telinga dari dagu

x: Jarak daun telinga ke puncak kepala

y: Lebar daun telinga dari kepala hingga bagian daun telinga terluar

z: Tinggi daun telinga

Pengembangan produk yang lebih baik dengan mempertimbangkan aspek ergonomi pada jangka panjang dapat secara signifikan memberikan produk yang jauh lebih baik dari segi kenyamanan dan kesehatan bagi konsumen.

References:

http://www.technologystudent.com/designpro/ergo2.htm

http://bicycleapparel.com/fabric.html

http://www.ehow.com/info_8102679_ergonomic-products.html

http://www.bps.go.id/

https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/id.html

No comments: